Sering merasa gelisah ketika harus berpisah dengan pasangan atau merasa tidak cukup dicintai olehnya? Kondisi ini bisa menjadi pertanda bahwa Anda memiliki gaya kelekatan (attachment style) yang disebut anxious attachment. Simak informasi berikut untuk mengetahui ciri-ciri anxious attachment, penyebabnya, dan cara mengelolanya.
Apa itu anxious attachment?
Anxious attachment adalah gaya kelekatan yang membuat seseorang cenderung merasa tidak aman dalam hubungan karena takut ditinggalkan, diabaikan, atau tidak dicintai.
Mereka khawatir tidak cukup baik untuk pasangannya atau selalu membutuhkan validasi bahwa kehadirannya berharga di dalam hidup pasangannya.
Karena perasaan tersebut, seseorang yang mengalami keterikatan cemas akan merasa gugup atau khawatir ketika harus terpisah dengan pasangannya.
Kombinasi antara kecemasan, perasaan rendah diri, dan keinginan yang kuat untuk dicintai membuat kondisi ini juga dikenal sebagai preoccupied attachment atau anxious-ambivalent attachment.
Attachment style ini memang tidak termasuk sebagai gangguan kesehatan mental, tetapi kondisi ini bisa meningkatkan risikonya.
Ciri-ciri anxious attachment

Orang dengan anxious attachment sering kali tidak menyadari pola keterikatan ini sampai muncul konflik dalam hubungan yang mereka jalani.
Untuk lebih memahami diri sendiri dan kebutuhan emosional Anda, berikut beberapa tanda anxious attachment dalam suatu hubungan.
- Selalu berusaha memuaskan keinginan pasangan karena khawatir Anda belum memberikan yang terbaik.
- Ketakutan atau insecure akan ditinggalkan pasangan.
- Membutuhkan validasi atau kepastian bahwa Anda dicintai.
- Sulit membuat batasan dalam hubungan.
- Mudah cemburu dan sulit percaya perkataan pasangan.
Laman Cleveland Clinic menyebutkan bahwa gaya keterikatan cemas juga bisa terjadi dalam hubungan non-romantis, seperti dengan teman atau rekan kerja.
Anxious attachment dalam hubungan non-romantis juga dapat menimbulkan kecemasan dan membuat Anda mempertanyakan posisi Anda dalam kehidupan orang-orang.
Penyebab anxious attachment
Anxious attachment dinilai memiliki kaitan kuat dengan pola pengasuhan yang tidak konsisten.
Artinya, orang tua atau pengasuh terkadang bersikap hangat dan perhatian, tapi di lain waktu mengabaikan kebutuhan emosional anak.
Karena anak-anak tidak tahu kapan akan dipedulikan atau diabaikan, mereka akan merasa bingung, cemas, dan tidak yakin apakah bisa mengandalkan orang lain.
Karena hal itu, mereka cenderung tumbuh sebagai seseorang yang takut ditinggalkan dan terus membutuhkan kepastian.
Di samping itu, berikut adalah kondisi lain yang dinilai bisa memicu attachment style ini.
- Menjadi korban ghosting.
- Pernah memiliki hubungan yang berakhir dengan tidak jelas atau tanpa closure.
- Punya dendam di dalam hubungan masa lalu.
Sisi buruk anxious attachment dalam hubungan
Menerapkan anxious attachment dalam hubungan bisa membuat kedua belah pihak lebih rentan mengalami stres dan kesulitan mengontrol emosi.
Seseorang yang memiliki gaya kelekatan ini akan terus mempertanyakan harga dirinya dalam hubungan tersebut dan khawatir ditinggalkan.
Sementara itu, pihak pasangan mungkin merasa tidak dihargai karena perasaannya selalu dipertanyakan. Mereka mungkin juga merasa bahwa gerakannya dibatasi karena pasangan yang terlalu khawatir ditinggalkan.
Di samping itu, berikut adalah kondisi lain yang mungkin dialami seseorang ketika membiarkan keterikatan cemasnya berlanjut.
Cara mengatasi anxious attachment dalam hubungan
Setiap hubungan pasti memiliki dinamikanya masing-masing. Kesulitan yang dimiliki oleh pasangan A mungkin tidak bisa dimaklumi oleh pasangan B dan begitu pula sebaliknya.
Karena itulah, Anda dan pasangan merupakan pihak pertama yang bisa menilai apakah gaya keterikatan ini ada di dalam hubungan Anda serta bagaimana cara mengelolanya.
Jika jawabannya adalah ya, coba lakukan beberapa cara berikut supaya anxious attachment tidak berdampak negatif terhadap kelanggengan hubungan Anda.
1. Kenali penyebabnya
Langkah pertama untuk mengelola anxious attachment di dalam hubungan adalah mengenali pemicunya.
Coba buat catatan tentang situasi saat Anda merasa diabaikan atau butuh kepastian. Setelah itu, tanyakan pada diri sendiri apakah perasaan tersebut mengingatkan Anda akan sesuatu di masa lalu.
Anda juga bisa meminta bantuan pasangan untuk mengenali kondisi seperti apa yang membuat kecemasan tersebut muncul.
2. Bangun komunikasi yang baik dengan pasangan
Ketika merasa cemas, cobalah langsung mengatakannya pada pasangan. Namun, hindari kalimat “Kamu membuatku cemas,” atau sejenisnya yang menekankan pada “kamu”.
Ubahlah sudut pandangnya dengan berfokus pada “aku” dan apa yang Anda rasakan, misalnya lewat kalimat “Aku merasa cemas karena kamu jarang memberi kabar.”
Pemilihan kalimat akan membantu pasangan memahami perasaan Anda tanpa merasa disalahkan. Bagaimanapun, komunikasi adalah salah satu kunci hubungan sehat.
3. Bangun rasa percaya diri

Dalam suatu hubungan, pasangan tentu menjadi salah satu sumber kebahagiaan, tetapi jangan menjadikannya satu-satunya.
Karena itu, cobalah untuk melakukan aktivitas lain yang membuat Anda bahagia, seperti menonton konser, olahraga, atau melakukan hobi.
Memiliki sumber kebahagiaan lain merupakan salah satu cara meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi keterikatan cemas pada pasangan.
4. Tetapkan batasan yang sehat
Menetapkan batasan atau boundaries merupakan salah satu cara membangun hubungan yang sehat.
Oleh karena itu, cobalah mengetahui waktu kapan harus memberi ruang pada pasangan dan menjaga jarak emosional.
Batasan dalam hubungan juga bisa melindungi diri Anda sendiri jika suatu saat menghadapi permasalahan dengan pasangan.
5. Temui psikolog
Jika berbagai cara di atas tidak kunjung membuat perasaan atau hubungan Anda menjadi lebih baik, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog.
Dengan bantuan psikolog, Anda akan dibantu mengenali penyebab kecemasan dan cara terbaik untuk mengatasinya. Bila perlu, Anda bisa mendatangi psikolog bersama pasangan.
Kesimpulan
- Anxious attachment adalah gaya kelekatan yang membuat seseorang cenderung merasa tidak aman dalam hubungan karena takut ditinggalkan, diabaikan, atau tidak dicintai.
- Jenis attachment style ini ditandai dengan haus validasi, mudah cemburu, dan kesulitan membuat batasan dalam hubungan.
- Anda dapat mengelolanya dengan mengenali penyebab utamanya, membangun rasa percaya diri, menetapkan batasan yang sehat, dan konsultasi ke psikolog jika merasa membutuhkan.